Dongeng Warisan Untuk Siapa?
Dunia menghabiskan lebih dari 12 miliar jam menggunakan platform sosial setiap hari, yang setara dengan lebih dari 1,38 juta tahun keberadaan manusia.
Agar dongeng benar - benar menjadi sebuah pertahanan atau benteng di era digital ini, maka tugas kita semua adalah khususnya para Relawan Kampung Dongeng BATUR Kota Mataram yaitu, pertama : harus menciptakan pendongeng - pendongeng yang lebih banyak lagi; kedua : di setiap sudut usahakan dongeng saat melihat anak - anak; ketiga : butuh konsistensi dan motivasi; keempat : mendongeng harus berkelanjutan dan tetap semangat; kelima : menjadikan dongeng sebagai lahan ibadah, kebaikan atau manfaat.
Berdasarkan asal muasalnya, dongeng berasal dari bangsa Thai di Yunan, tetapi kemudian tersebar ke seluruh Asia Tenggara. Di Indonesia, dongeng tersebut tersebar dari Aceh hingga Maluku Tenggara. Di Jawa Tengah atau Jawa Timur, dongeng juga berkembang. (sumber : buku Belajar Menjadi Seorang Pendongeng : Aminudin)
Dongeng pada mulanya adalah sebuah tutur yang diwariskan oleh orang - orang terdahulu yang berfungsi sebagai pengantar tidur, penulis sendiri sebagai orang sasak yang kental dengan "waran" (istilah dongeng atau cerita di daerah sasak) sering mendengarkan orang tua me"waran"kan kisah - kisah yang inspiratif semasa kanak - kanak, sehingga pada saat dewasa pun masih jelas terngiang implilkasi dari imaginasi yang terdengar melalui tutur yang mewujud menjadi sebuah dongeng pengantar tidur, salah satunya adalah waran "Inaq Tegining, Amaq Teganang" dan terwujud dalam bentuk lagu daerah khas suku sasak.
Dongeng juga merupakan sebuah ladang ibadah, karena dengan melalui dongeng kita bisa mengabarkan kisah - kisah yang inspiratif untuk anak - anak atau pun untuk orang tua dan dari orang tua akan tersalurkan kisah - kisah yang inspiratif. Melalui cerita inilah pesan - pesan agama tersampaikan sebagai bentuk dakwah yang akan menjadi amal ibadah, dengan kata lain cerita atapun dongeng merupakan bentuk dakwah melalui lisan. Karena pada mulanya agama pun disebar melalui mulut ke mulut sehingga bisa tersampaikan.
Jadi, penulis percaya bahwa dongeng tidak hanya bersifat hiburan semata atau pelipur lara, melainkan mempunyai tujuan yang luhur, yaitu sebagai ladang dakwah dan ibadah, pengenalan alam semesta, motivasi untuk menjadi pribadi yang berakhlak, dan menstimulasi perkembangan imaginasi anak serta mendorong orang tua untuk lebih proaktif terhadap tantangan zaman di era digitalisasi ini. Selain itu dongeng tidak semata - mata diwariskan untuk anak - anak agar menjadi pribadi yang siap dalam segala zaman, akan tetapi orang tua pun harus siap menjadi penerus tutur yang jujur dengan tujuan yang luhur.
#KampungDongengBATURMataram
#PenyuluhAgamaIslam

0 Komentar